Kali ini posting saya sedikit unik. Saat saya sedang browsing, mencari informasi tentang remaja pada saat ini, tiba-tiba saya menemukan sebuah makalah yang membahas tentang "Dampak Penggunaan Bahasa Alay pada Remaja Indonesia". Makalahnya seperti berikut :
Dampak Penggunaan Bahasa Alay pada Remaja Indonesia
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas individu mata
kuliah seminar bahasa
Dosen pengampu : Hj. Kadaryati, M.Hum
Disusun oleh: panji pradana(092110144)
VII D
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Judul
Dampak Penggunaan Bahasa Alay pada Remaja Indonesia
B.
Latar
belakang
Di era globalisasi ini bahasa
indonesia yang baik dan benar semakin
jarang dipakai terutama dikalangan remaja, seiring perkembangan jaman munculah
modifikasi gaya bahasa menjadi bahasa gaul. Hal ini dipengaruhi juga oleh semakin berkembangnya teknologi, terutama
berkembangnya situs jejaring sosial, seperti facebook dan twitter. Pada tahun
2008, muncul suatu bahasa baru dikalangan remaja, yang disebut dengan bahasa
“Alay”. Kemunculannya dapat dikatakan fenomenal, karena cukup menyita
perhatian. Bahasa baru ini seolah menggeser penggunaan bahasa Indonesia
dikalangan segelintir remaja. Sehubungan dengan semakin maraknya penggunaan
bahasa gaul yang digunakan oleh sebagian masyarakat modern, perlu adanya
tindakan dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang
merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa pengantar dalam dunia
pendidikan.
Penggunaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar mulai tergusur oleh munculnya bahasa alay, hal ini tampak
jelas pada bahasa lisan dan tulis yang sering digunakan oleh masyarakat kita,
khususnya dikalangan remaja. Remaja Indonesia kesulitan berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kesulitan tersebut terjadi
karena adanya penggunaan bahasa baru yang mereka anggap sebagai sebuah
kreativitas. Bahasa yang mengandung sandi-sandi tertentu dan sekarang dirasa
wajar muncul dari beberapa kalangan yang menggunakan bahasa prokem.
Bahasa prokem adalah bahasa yang digunakan oleh sekelompok orang dan
hanya dimengerti oleh mereka. Bahasa prokem yang sekarang ini sedang
menjadi tren di Indonesia terutama pada kalangan remaja adalah bahasa alay, jika
tidak menggunakannya, mereka takut dikatakan ketinggalan zaman atau tidak
gaul.
Remaja pada umumnya telah melupakan
bahkan tidak mengetahui kaidah EYD dalam membuat sebuah
karangan, kalimat, atau bahkan menuliskan sebuah kata. Mereka tidak mengerti
bagaimana menulis lambang bilangan, penggunaan kata yang tidak baku, ataupun
menggunakan akronim yang benar. Ironis, seharusnya mereka mampu menggunakan
kaidah yang benar dalam menulis karena bahasa Indonesia adalah bahasa bangsa
kita. Pelajaran bahasa Indonesia sendiri pun telah diajarkan sejak TK. Apakah
fenomena yang sedang terjadi pada penggunaan bahasa Indonesia pada remaja saat
ini?
C.
Perumusan
masalah
a.
Bagaimana ciri-ciri bahsa alay?
b.
Bagaimana cara meminimalisir bahasa alay?
c.
Bagaimana dampak bahasa alay
terhadap penggunaan bahasa Indonesia?
D.
Tujuan
penelitian
Untuk
mengetahui dampak penggunaan bahasa alay pada remaja di Indonesia terutama
pengaruh pada penggunaan bahasa anak remaja.
a. Teoritis
Ø Penelitian
ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan keilmuan bahasa Indonesia terutama dalam dampak bahasa
alay pada anak remaja.
b. Praktis
Ø Hasil
penelitian ini dapat memperluas cakrawala kailmuan bahasa Indonesia terhadap bahasa Indonesia yang baik
dan benar
Ø Hasil
penelitian ini dapat menambah referensi penelitian ketrampilan berbahasa di Indonesia dan dapat dijadikan sebagai
acuan bagi peneliti bahasa selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Tinjaun
pustaka
Menurut Apriyana[1][1][1] dalam
karya ilmiahnya yang berjudul “Pengaruh
Bahasa Gaul Remaja Terhadap Perkembangan Bahasa Indonesia” menyatakan :
Dewasa ini pemakaian bahasa
Indonesia baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia film mulai bergeser
digantikan dengan pemakaian bahasa anak remaja yang dikenal dengan bahasa gaul.
Interferensi bahasa gaul kadang muncul dalam penggunaan bahasa Indonesia dalam
situasi resmi yang mengakibatkan penggunaan bahasa tidak baik dan tidak benar.
Bahasa gaul merupakan salah satu
cabang dari bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk pergaulan. Istilah ini mulai
muncul pada akhir ahun 1980-an. Pada saat itu bahasa gaul dikenal sebagai
bahasanya para bajingan atau anak jalanan disebabkan arti kata prokem dalam
pergaulan sebagai preman.
Pesatnya perkembangan jumlah
pengguna bahasa Alay menunjukkan semakin akrabnya genersai muda Indonesia
dengan dunia teknologi terutama internet. Munculnya bahasa Alay juga
menunjukkan adanya perkembangan zaman yang dinamis, karena suatu bahasa harus
menyesuaikan dengan masyarakat penggunanya agar tetap eksis.
Akan tetapi, munculnya bahasa Alay
juga merupakan sinyal ancaman yang sangat serius terhadap bahasa Indonesia dan
pertanda semakin buruknya kemampuan berbahasa generasi muda zaman sekarang.
Dalam ilmu linguistik memang dikenal adanya beragam-ragam bahasa baku dan tidak
baku. Bahasa baku biasnya digunakan dalm acara-acara yang kurang formal. Akan
tetapi bahasa Alay merupakan bahasa gaul yang tidak mengindah.”
B.
Kerangka
teori
Dalam makalah
ini pembahasa yang dilakukan dengan cara berurutan dari latar permasalahan,
pembahasan dan kesimpulan sesuai dengan isi yang ingin disajikan dalam makalah
ini. Dalam teori ini mengambil teori struktural.
C.
Metodolgi
Ø Kualitatif
Analisis ini merupakan penelitian
kualitatif, yaitu suatu prosedur penelitin yang menghasilkan data deskriptif
barupa kata-kata tertulis atau lisan tentang prilaku orang yang diamati (Hasan,
1990;25). Rancangan kualitatif digunakan dalam analisis karena analisis ini
berupaya mendeskripsikan informasi, gejala atau kondisi sebagaimana adanya.
Data yang dikumpulkan pun berupa kata atau kalimat. Instrumun yang digunakan
dalam teknik analisis ini adalah dokumentasi, hal ini sesuai dengan ketepatan
data dan tujuan analisis.
Analisis ini mengkaji masalah dampak bahasa alay kepada para remaja. Pendekatan yang digunakan untuk mengetahui dampak bahasa alay pada remaja di lingkungan masyarakat. Analisis konten digunakan untuk mengungkap, memahami, dan menangkap data pada remaja. Analisis konten didasarkan pada asumsi bahwa bahasa alay adalah bahasa yang tidak baku yang bisa merusak kemampuan berbahasa pada remaja, apabila digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Hal yang penting adalah pesan-pesan yang terangkum dalam fakta yang terjadi pada remaja. Aspek terpenting dalam analisis teks adalah bagaimana hasil analisis ini dapat diiplikasikan kepada siapa saja. Tujuan analisis adalah membuat inferensi. Inferensi diperoleh melalui identifikasi dan penafsiran (Endraswara, 2008:161).
Analisis ini mengkaji masalah dampak bahasa alay kepada para remaja. Pendekatan yang digunakan untuk mengetahui dampak bahasa alay pada remaja di lingkungan masyarakat. Analisis konten digunakan untuk mengungkap, memahami, dan menangkap data pada remaja. Analisis konten didasarkan pada asumsi bahwa bahasa alay adalah bahasa yang tidak baku yang bisa merusak kemampuan berbahasa pada remaja, apabila digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Hal yang penting adalah pesan-pesan yang terangkum dalam fakta yang terjadi pada remaja. Aspek terpenting dalam analisis teks adalah bagaimana hasil analisis ini dapat diiplikasikan kepada siapa saja. Tujuan analisis adalah membuat inferensi. Inferensi diperoleh melalui identifikasi dan penafsiran (Endraswara, 2008:161).
D.
Pembahasan
Bahasa adalah kode yang merupakan
gabungan fonem sehingga membentuk kata dengan aturan sintaksis untuk membentuk
kalimat yang memiliki arti. Bahasa merupakan alat yang sangat tidak
memadai untuk berpikir dengan tertib dan untuk melahirkan pendapat
(C.P.F.Lecoutere, L. Grootaers). Munculnya bahasa alay merupakan ancaman
yang cukup serius pada penggunaan bahasa lisan dan tulis. Terkadang penggunaan
bahasa lisan tidak terlalu disorot, karena merupakan bahasa percakapan
sehari-hari, meski demikian pada situasi formal penggunaan bahasa lisan yang
kurang baik akan menimbulkan kesan kurang baik pada penggunanya. Seseorang
terbiasa menggunakan qu,u akan cenderung sulit menggunakan kata saya,
anda. Banyak Remaja yang lancar dalam penggunaan bahasa alay,
tetapi kesulitan dalam berbahasa Indonesia. Contohnya, mereka lebih nyaman
memakai kata Binund (bingung) yang berarti ayah dan ibu, kemudian ada
lagi penggunaan kata dimana menjadi dimandose.
Bahasa Alay menurut Sahala Saragih,
dosen Fakultas Jurnalistik Universitas Padjajaran, merupakan bahasa sandi yang
hanya berlaku dalam komunitas mereka. Tentu saja itu tidak mungkin digunakan ke
pihak di luar komunitas mereka misalnya guru dan orangtua. Penggunaan bahasa
sandi itu menjadi masalah bila digunakan dalam komunikasi massa karena lambang
yang mereka pakai tidak dapat dipahami oleh segenap khayalak media massa atau
dipakai dalam komunikasi formal secara tertulis.
Bahasa alay itu adalah variasi
bahasa yang muncul karena adanya komunitas anak-anak remaja/muda. Alay adalah
singkatan dari Anak layangan, Alah lebay, Anak layu atau Anak kelayapan yang
menghubungkannya dengan anak jarpul (Jarang Pulang). Tapi yang paling terkenal
adalah Anak layangan. Dominannya, istilah ini menggambarkan anak yang
menganggap dirinya keren secara gaya busananya. Menurut Koentjaraningrat, Alay
adalah gejala yang dialami pemuda dan pemudi bangsa Indonesia, yang ingin
diakui statusnya di antara teman-temannya. Gejala ini akan mengubah gaya
tulisan, dan gaya berpakaian mereka.
Istilah alay hadir setelah di
facebook semakin marak penggunaan bahasa tulis yang tak sesuai kaidah bahasa
Indonesia oleh remaja. Hingga kini belum ada definisi yang pasti tentang
istilah ini, namun bahasa ini kerap dipakai untuk menunjuk bahasa tulis. Dalam
bahasa alay bukan bunyi yang dipentingkan tapi variasi tulisan.”
Menurut Koentjaraningrat, alay
adalah gejala yang dialami pemuda-pemudi Indonesia yang ingin diakui statusnya.
Gejala ini akan mengubah gaya penulisan serta komunikasi secara lisan.
Sedangkan bahasa alay menurut Sahala Saragih, dosen Fakultas Jurnalistik.
Universitas Padjajaran, merupakan bahasa sandi yang hanya berlaku dalam
komunitas mereka. Penggunaan bahasa sandi tersebut menjadi masalah jika
digunakan dalam komunikasi massa atau dipakai dalam komunikasi secara tertulis.
Dalam ilmu bahasa, bahasa alay termasuk sejenis bahasa diakronik. Yaitu bahasa
yang dipakai oleh suatu kelompok dalam kurun waktu tertentu. Ia akan berkembang
hanya dalam kurun tertentu. Perkembangan bahasa diakronik ini, tidak hanya
penting dipelajari oleh para ahli bahasa, tetapi juga ahli sosial atau mungkin
juga politik. Sebab, bahasa merupakan sebuah fenomena sosial. Ia hidup dan berkemban
karena fenomena sosial tertentu.
Munculnya SMS (Short
Message Service) dirasa menjadi cikal munculnya bahasa tulis yang
menyimpang. Bermula dari kata-kata yang disingkat, akhirnya menimbulkan
singkatan kata yang menyimpang dari kata yang dimaksud. Munculnya jejaring
sosialseperti friendster, facebook, dan twitter, mendorong kian maraknya
penggunaan bahasa alay di Indonesia, karena dari jejaring sosial
tersebut juga muncul kosakata baru.
Ini adalah gambaran tentang
bahasa tulis yang sedang menjadi tren pada remaja Indonesia :
1.
Menggunakan
angka untuk menggantikan huruf. Contoh: 4ku
ciNT4 5 K4moe (Aku cinta kamu).
2.
Kapitalisasi
yang sangat berantakan. Contoh: IH kAmOE
JaHAddd (ih kamu jahat).
3.
Menambahkan
“x” atau “z” pada akhiran kata atau mengganti beberapa huruf seperti “s” dengan
dua huruf tersebut dan menyelipkan huruf-huruf yang tidak perlu serta merusak
EYD atau setidaknya bahasa yang masih bisa dibaca. Mengganti huruf “s” dengan
“c” sehingga seperti balita berbicara. Contoh:, “xory ya, becok aQ gx bica ikut”.
4.
menggunakan
singkatan-singkata kata : semangka
(semangat kaka), stw (santai wae), otw ( on the way)
5.
mengubah
huruf vokal atau konsonan menjadi kata
yang bernada lebih rendah : semangat – cemungud.
6.
Menganti
huruf dengan angka maupun tanda-tanda dalam bacaan. Contoh huruf
i diganti !/1
(pap!),
Penggunaan
bahasa alay dapat mempersulit penggunanya untuk berbahasa Indonesia
dengan baik dan benar. Padahal, di sekolah atau di tempat kerja, kita
diharuskan untuk selalu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Dengan dibiasakannya seseorang menggunakan bahasa alay, maka dapat
menyulitkan diri sendiri, misalnya dalam membuat tulisan ilmiah seseorang
akan kesulitan menulis karena telah terbiasa menggunakan bahasa alay,
dan yang lebih memprihatinkan lagi sampai saat ini belum ada yang pernah
mencapai nilai sempurna dalam UN (Ujian Nasional) untuk mata pelajaran bahasa
Indonesia.
Dampak positif dengan digunakannya
bahasa Alay adalah remaja menjadi lebih kreatif. Terlepas dari menganggu atau
tidaknya bahasa Alay ini, tidak ada salahnya kita menikmati tiap perubahan atau
inovasi bahasa yang muncul. Asalkan dipakai pada situasi yang tepat, media yang
tepat dan komunikan yang tepat juga.
Dampak
negatif lainnya, dapat mengganggu siapa pun yang membaca dan mendengar
kata-kata yang termaksud di dalamnya, karena tidak semua orang mengerti akan
maksud dari kata-kata alay tersebut. Terlebih lagi dalam bentuk tulisan,
sangat memusingkan dan memerlukan waktu yang lebih banyak untuk memahaminya.
Penggunaan bahasa alay dalam
kehidupan sehari – hari ini mempunyai pengaruh negatif bagi kelangsungan bahasa
Indonesia. Pengaruh tersebut antara lain sebagai berikut ini :
1.
Masyarakat
Indonesia tidak mengenal lagi bahasa baku.
2.
Masyarakat
Indonesia tidak memakai lagi Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
3.
Masyarakat
Indonesia menganggap remeh bahasa Indonesia dan tidak mau mempelajarinya karena
merasa dirinya telah menguasai bahasa Indonesia yang baik dan benar.
4.
Dulu anak –
anak kecil bisa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, tapi sekarang
anak kecil lebih menggunakan bahasa alay. Misalnya dulu kita memanggil orang
tua dengan sebutan ayah atau ibu, tapi sekarang anak kecil memanggil ayah atau
ibu dengan sebutan bokap atau nyokap.
5.
Penulisan
bahasa indonesia menjadi tidak benar. Yang mana pada penulisan bahasa indonesia
yang baik dan, hanya huruf awal saja yang diberi huruf kapital, dan tidak ada
penggantian huruf menjadi angka dalam sebuah kata ataupun kalimat.”
Jika hal ini terus berlangsung,
dikahawatirkan akan menghilangkan budaya berbahasa Indonesia dikalangan remaja
bahkan dikalangan anak-anak. Karena bahasa Indonesia merupakan bahasa remi
negara kita dan juga sebagai identitas bangsa.
Melihat
dampak yang cukup mencengangkan ini apa yang sebaiknya dilakukan untuk
meminimalisir dampak negatif penggunaan bahasa alay ini?
Ø Yang pertama, sebaiknya
guru-guru bahasa Indonesia di sekolah lebih menekankan lagi bagaimana cara
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar menurut EYD.
Ø Yang kedua, pada saat
berkomunikasi kita harus bisa membedakan dengan siapa kita berbicara, pada
situasi formal atau nonformal. Dengan ini kita bisa menyeimbangkan penggunaan
bahasa dengan baik agar bahasa alay tidak mendominasi kosakata yang kita
miliki.
Ø Yang ketiga, mengurangi
kebiasaan mengirim pesan singkat dengan tulisan yang aneh. Seperti
singkatan kata yang menjadi “yg”dan bukan “yank”, disamping mudah
membacanya akan lebih efisien waktu dan tidak membuat si penerima pesan merasa
kebingungan membaca tulisan kita.
Ø Yang keempat, banyak
membaca tulisan yang menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Artinya
di dalam buku tersebut terdapat tulisan yang formalitas dan sesuai dengan
kaidah yang berlaku. Misalnya wacana, berita, ataupun informasi dalam
surat kabar.
Ø Yang kelima, sebaiknya
kita rajin membaca KBBI, karena banyak kosakata bahasa Indonesia yang sudah
banyak dilupakan. Ini adalah salah satu wujud bangga terhadap bahasa
kita.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bahasa
menunjukkan bangsa, pemakaian bahasa yang baik dan benar akan mencerminkan
bangsa kita. Walaupun bahasa alay tidak menjadi bahasa yang
menggantikan bahasa Indonesia, tetapi lebih baik penggunaan bahasa ini
dikurangi, karena dilihat dari kenyataan saat ini, bahasa alay membuat
masyarakat. Indonesia kian kehilangan ciri kebahasa-Indonesiaanya.
Siapa lagi yang bangga dengan bahasa Indonesia jika bukan kita?
Bahasa alay
mempunyai dampak positif dan negatif. Dampak negatif lebih cenderung menguasai
dan mengakibatkan permasalahan bagi orang yang menggunakanya. Seperti sulit
berbicara, menulis, membaca bahkan menyimak dalam bahasa yang sesuai EYD. Maka
dari itu sebaiknya kita mencegah dengan cara meminimalisir bahasa alay yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila kegemaran menggunakan bahasa
alay ini berlangsung lama dan makin dicintai, resmilah kita mengubur semangat
sumpah pemuda berbahasa satu, bahasa Indonesia.
DAFTAR
PUSTAKA
http://apriyanaodih.blogspot.com/2011/04/pengaruh-bahasa-gaul-remaja-dalam.html, diakses(15/10/2012)
http://ariz-ariwibowo.blogspot.com/2011/02/dampak-buruk-bahasa-alay-terhadap_23.html,
diakses(15/10/2012)
Penggunaan Bahasa.”
(http://www2,kompas. com.htm, diakses 15Oktober 2012).
Kridalaksana, Harimurti. 1985.
Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Flores: Nusa Indah
muuucieh qaqa, makalahnya membantu tugas uas penelitian bahasa saya :D
BalasHapusterima kasih banyak
BalasHapus